
Stunting: Ancaman Tersembunyi Generasi Masa Depan
admin
- 0
Dalam dunia kesehatan anak, stunting mungkin bukan istilah yang asing. Namun, apakah Sahabat Sehat benar-benar memahami apa itu stunting dan mengapa hal ini menjadi isu global yang mendesak? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu stunting?
Stunting, atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan “keterlambatan pertumbuhan,” adalah kondisi di mana anak-anak berusia di bawah lima tahun memiliki tinggi badan di bawah standar usianya. Hal ini biasanya disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupannya, dimulai dari masa kandungan hingga usia dua tahun.

Mengapa stunting perlu diperhatikan?
Stunting bukan hanya masalah fisik. Zat gizi ngga adekuat bisa menyebabkan stunting dapat mempengaruhi perkembangan otak anak, sehingga berdampak pada kemampuan kognitif dan prestasi belajar di masa depan. Anak yang mengalami stunting juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan lainnya sepanjang hidupnya.
Apa penyebab stunting?
Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada stunting. Faktor pertama adalah kekurangan gizi. kurangnya asupan makanan yang bergizi seimbang, khususnya pada masa awal kehidupan, adalah penyebab utama stunting.
Kedua adalah akibat infeksi berulang. Penyakit seperti diare dapat mengurangi kemampuan tubuh anak untuk menyerap zat gizi dari makanan yang dikonsumsinya.
Ketiga, karena kurangnya stimulasi interaksi dan stimulasi yang kurang dari lingkungan sekitar, seperti berbicara atau bermain dengan anak. Kondisi ini dapat berdampak pada pertumbuhan fisik dan kognitifnya.

Bagaimana cara mencegahnya?
Mencegah stunting membutuhkan upaya lintas sektoral. Upaya pertama adalah pemberian ASI eksklusif. Memberikan ASI pada enam bulan pertama kehidupan anak dapat membantu memenuhi gizi esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Selanjutnya, dilanjutkan dengan melakukan diversifikasi makanan. Setelah enam bulan, anak perlu mendapatkan makanan pendamping ASI yang bervariasi untuk memastikan asupan gizi yang seimbang.
Tak lupa mengupayakan untuk menerapkan sanitasi yang baik. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat dilakukan untuk mencegah penyakit akibat infeksi. Nah, yang ngga kalah penting, masyarakat juga perlu diberi pengetahuan tentang pentingnya gizi dan bagaimana memberikan makanan yang bergizi bagi anak.
Sahabat Sehat, stunting berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan. Mari bersama-sama mencegah stunting demi masa depan generasi yang lebih cerdas, sehat, dan produktif.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
Referensi
Black, R. E., et al (2013). Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and health consequences. The Lancet, 371(9608), 243-260.
Checkley, W., et al. (2008). Multi-country analysis of the effects of diarrhea on childhood stunting. International Journal of Epidemiology, 37(4), 816-830.
Dewey, K. G., et al (2011). Long-term consequences of stunting in early life. Maternal & Child Nutrition, 7(s3), 5-18.
Walker, S. P., et al (2011). Inequality in early childhood: risk and protective factors for early child development. The Lancet, 378(9799), 1325-1338.
About the Author
apt. Oktaviany Irma Wiputri, M. Farm. Klin
Clinical Pharmacist, Health Writer, Educator.