
Membersamai Anak Autis, Siapa Takut?
admin
- 0
Halo Sahabat Sehat! Menjadi orang tua atau pernah menjumpai anak kerabat sebagai penyandang autisme tentu merasakan perasaan yang kurang nyaman dan jenuh. Ketidakmudahan dalam menjalani proses kehidupan setiap harinya bersama seseorang berkebutuhan khusus. Nah, artikel ini akan menyajikan seputar autisme dan cara untuk membersamai penyandang autisme.
Apa itu autisme?
Autism Spectrum Disorder (ASD) atau autisme merupakan gangguan perkembangan saraf yang muncul pada anak usia dini. Kata spektrum itu sendiri memberikan makna bahwa gejala ASD beragam, mulai dari derajat ringan hingga berat.

Tanda autis biasanya terlihat saat anak berusia tiga tahun, dan ada yang sudah bisa tampak ketika berusia 10 bulan 12 bulan, dan 18 bulan. Anak penyandang autis berisiko tinggi mengalami depresi dan masalah psikis lainnya.
Penyebab autisme hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Para ahli menyebutkan bahwa terdapat kemungkinan penyebabnya adalah faktor lingkungan dan genetik. Setiap anak memiliki gejala yang cukup bervariasi, namun ada tiga karakteristik utama, yakni gangguan berkomunikasi, bersosialisasi dan perilaku.
Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi autisme di seluruh dunia diperkirakan terjadi pada 1 dari 100 anak. Anak laki-laki lebih, anak kembar identik, dan anak dengan kelainan bawaan (sindroma Fragil X) adalah kelompok orang yang berperan terhadap peningkatan kejadian ASD.

Tips mendampingi anak penyandang autisme
Selain mendapatkan perawatan medis dan terapi pengobatan yang dilakukan untuk menunjang perbaikan gejala, terdapat kiat khusus yang bisa diterapkan oleh orang tua atau dewasa lainnya dalam kehidupan sehari-hari bagi anak autis.
Pertama adalah fokus pada hal yang positif. Misalnya memberikan respon yang menguatkan dan positif, memberikan hadiah kecil dan kasih sayang yang tulus.
Kedua, pendamping harus tetap konsisten dan rutinitas yang dilakukan sesuai jadwal. Ini juga termasuk menjalani aktivitas menyenangkan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Ketiga, orang tua bisa memberikan banyak waktu untuk penyandang autis untuk mempelajari sekitar. Misalnya dengan mengajak anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti belanja ke pasar.
Mendampingi anak berkebutuhan khusus bukanlah hal mudah, oleh karena itu pendamping perlu memperhatikan waktu istirahat bagi diri sendiri. Kamu juga bisa mendapatkan dukungan dari komunitas autisme untuk mengasuh anak autis.
Sesama pengasuh atau pendamping diperlukan sinergisme untuk saling menguatkan, guna memaksimalkan tujuan terapi yang sudah dijalani oleh penyandang autis. Kemampuan dan keterampilan hidup yang baik akan terlihat ketika anak bisa beradaptasi dan bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Sahabat Sehat, mengenali ciri autis pada anak sedini mungkin akan memberikan dampak yang baik bagi masa depannya. Kamu bisa segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
apt. Oktaviany Irma Wiputri, M. Farm. Klin
Clinical Pharmacist, Health Writer, Educator.