• October 3, 2023

Body Positivity dan Fat Shaming: Dua Sisi dari Koin yang Sama

Apakah Sahabat Sehat sering mendengar tentang body positivity dan fat shaming? Topik ini adalah topik yang sedang hangat di media sosial, khususnya di luar negeri. Singkatnya, body positivity adalah gerakan untuk menerima bentuk tubuh apa adanya, terutama terkait berat badan, serta menolak standar body image yang umum dianut oleh masyarakat. Di sisi lain, fat shaming merupakan perilaku untuk mengkritik ke arah negatif seseorang yang memiliki berat badan yang berlebih.

body positivity dan fat shaming
Foto: Pexels.com

Apa sih Tujuan Body Positivity dan Fat Shaming?

Tujuan body positivity pada individu dengan berat badan berlebih adalah menjaga kesehatan psikologis individu sekaligus meningkatkan perilaku sehat. Di sisi lain, fat shaming memiliki tujuan utama yang mirip dengan body positivity, yaitu agar individu yang berat badannya berlebih bisa menurunkan berat badan dan hidup lebih sehat. Namun, pastinya juga akan menurunkan kesehatan psikologis individu yang berat badannya berlebih.

Keduanya cukup bertolak belakang, namun tujuannya adalah agar kejadian obesitas semakin berkurang. Semestinya, dilakukannya gerakan body positivity dan perlakuan fat shaming bisa membuat individu dengan berat badan berlebih tergerak untuk punya berat badan ideal, kan?

berat badan
Foto: Pexels.com

Kutub Berlawanan atau Dua Sisi dari Koin yang Sama

Mengacu pada jurnal Qualitative Health Research, body positivity justru memperbesar masalah obesitas. Ini karena beberapa individu yang tergabung dalam gerakan tersebut malah mempromosikan obesitas dan menyerah untuk menurunkan berat badan.

Mengacu pada jurnal Current Obesity Reports, fat shaming menyebabkan individu yang menerima perlakuan tersebut cenderung melakukan binge eating, yakni konsumsi makanan dalam jumlah sangat besar dalam satu sesi. Juga menunjukkan perilaku lainnya, seperti pola makan tidak teratur, peningkatan asupan makanan, menghindari olahraga dan menurunkan motivasi terhadap aktivitas fisik. Kondisi ini akhirnya membuat penerima perilaku fat shaming akan 2,5 — 3 kali lipat berisiko terhadap obesitas.

Nah, akhirnya justru body positivity dan fat shaming yang tujuannya menurunkan angka obesitas malah membuat obesitas semakin menjamur. Loh, kok gitu? Ya, begitulah adanya, Sahabat Sehat!

Bagaimana Harus Menyikapinya?

Jadi, haruskah memilih di antara kedua tindakan ekstrem tersebut? Jawabannya adalah tidak! Sebaiknya cukup bersikap netral, dan tetap mengusahakan untuk membantu individu yang kelebihan berat badan untuk menurunkan berat badan. Caranya, dengan memberikan ajakan yang positif, bukan mencemooh atau menyarankan untuk mempertahankan berat badan tersebut.

Hal ini juga berlaku untuk diri sendiri apabila kamu ada yang memiliki berat badan yang berlebih. Ini dikarenakan, obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung dan pembuluh darah, sindrom metabolik, penyakit ginjal kronik, hiperlipidemia, hipertensi, fatty liver, beberapa jenis kanker, osteoartritis dan depresi yang secara umum meningkatkan risiko kematian.

Perlu digaris bawahi oleh Sahabat Sehat, bahwa kiat untuk menurunkan berat badan yang pertama adalah niat! Setelah itu dapat ditindak lanjut dengan penerapan diet untuk menurunkan asupan makanan bertahap 10 — 20% dari kebiasaan, dan meningkatkan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu.

Ditulis oleh: 

Matthew Nathaniel Handoko, S.Gz
Ahli gizi, Lulusan S1 Gizi Universitas Diponegoro Mahasiswa Profesi Dietisien
IPB University Angkatan 4

Referensi

Dickins M, et al. 2011. The Role of the Fatosphere in Fat Adults’ Responses to Obesity Stigma: A Model of Empowerment Without a Focus on Weight Loss. Qualitative Health Research. 21(12): 1679-1691

Lin X dan Li H. 2021. Obesity: Epidemiology, Pathophysiology and Therapeutics. Frontiers in Endocrinology. 12: 706978

McCallum M, et al. 2021. Body Positivity and Self-Compassion on a Publicly Behavior Change Weight Management Program. International Journal of Environmental Research and Public Health. 18:13358

Stanford FC, et al. 2018. Media and Its Influence on Obesity. Current Obesity Reports. 7(2): 186-192

About the Author

Zafira Raharjanti

Lulusan Teknologi Pangan, Universitas Diponegoro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *